Jiko Molamo, Sulamadaha, ketika tanah berbatu di olah, pohon- pohon besar ditebang secara manual berhari-hari oleh para pembuka lahan, pemerintah meliriknya kini.
Sebuah proyek dermaga siap dibangun disana. Pembangunan selalu memberikan sisi lain yang buruk, pertikaian, antar warga dua desa, antara saudara bersaudara dan mereka menyebutnya masalah tapal batas antara sulamadaha dan takome.
Tanah berbatu itu kini bernilai mahal, hutan rimba keramat itu kini terbuka untuk para perindu pantai dan air laut yang ingin menjelajahinya. Dia menjadi tempat wisata yang indah, dan si pembuka lahan, menuai gugatan agar tersingkir dari tanah tempat garapannya yang selama bertahun-tahun diolahnya untuk sebuah kehidupan yang layak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar