Senin, 01 Maret 2010

Elegi Untuk Rani

Bukan kuingin menyekap hasrat,
Menggenapkan luka disela tawa
Dan menyandarkannya ke dinding paling sepi.
Aku telah menyodorkannya Lewat tatap,
Lewat sintuh dalam tabik

Bukan kuingin melemparkan dosa itu ke langit
Dan tak menyisakan sepotong kata
Untuk satu rasa.
Aku telah berulang menyebutnya,
Bahkan ketika dirimu tinggal bayang
Di dinding bisu

Bukan kuingin kata itu berlalu,
Mengukir sekian melankoli dalam sunyi.
Bukan seperti menakutkan terbitnya satu dosa,
Dan kobaran api cinta suci setelah huruhara di Alengka
(lalu aku membisikkan lirih sebuah elegi
Ke telingamu yang dilumat kemarahan cinta)

Kini waktu,di antara kita
Adalah penggalan-penggalan luka.
Dan ucap tentang rindu
Menapak di antara canda dan kepedihan

Maka aku mencoba menyebutnya, sekali lagi :
Getar itu ...
Masih sering mengguncang heningku

November 2002
AA